Bantenaktual.com, Tangerang – Lambatnya penanganan Covid-19 varian Omicron di wilayah Banten saat ini di karnakan dengan keterbatasan alat di Laboratorium dinas kesehatan baik Provinsi maupun Kota dan Kabupaten.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, Allin Hendalin Mahdaniar mengungkapkan, untuk mengetahui seseorang terpapar COVID-19 varian omicron dibutuhkan beberapa langkah lanjutan.
Dari beberapa langkah tersebutlah yang menghambat waktu diagnosa para pasien COVID-19 untuk mengetahui secara spesifik varian apa yang mengidap seseorang.
“Untuk mengetahui varian omicron, diperlukan pemeriksaan S-Gene Target Failure (SGTF) atau uji deteksi single Nucleotide Polymorphism (SNP) berbasis Polymerase Chain Reaction (PCR) kemudian dilanjutkan dengan oemeriy Whole Genome Sequencing (WGS) positif omicron Sars-Cov-2,” kata Allin, Kamis (17/2/2022).
- Kemampuan alat deteksi Omicron di Indonesia terbatas
Allin mengatakan bahwa tidak semua kasus bisa diperiksa WGS. Sebab, kapasitas pemeriksaannya terbatas.
Dalam sebulan, lanjut Allin, kemampuanya hanya sekitar 2.700 sampel.
“dengan rincian 1.350 sampel rumah sakit, 300 sampel dari daerah dengan peningkatan kasus, 600 sampel dari provinsi dan 450 sampel PPLN dibagi proposional untuk setiap pintu masuk,” katanya.
- Di Banten alat deteksi Omicron hanya di FK UIN Syarif Hidayatullah
Untuk Provinsi Banten, kata Allin, mendapatkan bagian alokasi pemeriksaan WGS sebanyak 100 sampel dan 43 sampel untuk alokasi rumah sakit.
Kendati demikian, dia mengungkapkan bahwa di Provinsi Banten, terdapat labolatorium yang mampu melakukan deteksi varian COVID-19.
“Di Provinsi Banten, labolatorium pemeriksa WGS di FK UIN Syarif Hidayatullah,” kata Allin. (Dens).