Site icon BANTEN AKTUAL

BI Ingatkan Ancaman Impor Bagi Kalangan Milenial Demam Kopi

Ilustrasi kopi, minuman yang tengah digemari masyarakat Indonesia. (Justin Sullivan/Getty Images/AFP)

Jakarta, Banten Aktual — Bank Indonesia (BI) mengingatkan ancaman impor kopi seiring dengan ‘demam’ kopi yang menjadi gaya hidup (lifestyle) di kalangan millenial.

Deputi Gubernur BI Doni P. Joewono mengatakan konsumsi kopi dalam negeri kini terkerek, tapi Indonesia harus mewaspadai impor kopi untuk memenuhi permintaan dalam negeri.

“Kami lihat ekspor kita itu terus turun, hanya penuhi 4 persen dari kebutuhan dunia, tapi karena lifestyle maka impornya meningkat juga, nah ini yang harus kami tutup,” ujarnya dalam Dialog Kopi Kulak Kulik Nikmatnya Bisnis Kopi, Sabtu (21/11).

Turunnya ekspor kopi, kata dia, menunjukkan jika jumlah produksi kopi di Indonesia tidak sepesat Brasil dan Vietnam. Padahal, potensi kopi di Indonesia cukup besar, meliputi luasan lahan kopi sebesar 1,62 juta hektar (Ha). Selain itu, Indonesia juga memiliki kopi dengan varietas unggul, misalnya kopi Arabika, Toraja, Kintamani, Mandailing, dan sebagainya.

“Untuk mendorong ekspor kopi ke mancanegara tidak lepas dari tantangan, problemnya bagaimana menjadikan kopi ini produk utama kita,” tuturnya.

Menurutnya, jumlah produksi kopi di Indonesia yang rendah disebabkan beberapa hal, mulai dari pertanian kopi dilakukan secara tradisional, mayoritas ekspor biji kopi belum melalui proses sangrai atau pemanggangan (roasting) sehingga nilai tambah masih kurang, hingga harga komoditas kopi Indonesia kurang bersaing karena minimnya aggregator ekspor kopi.

“Yang kami dengar eksportirnya hanya ada di Medan dan Surabaya, ini jadi tantangan kita perlu strategi end to end untuk tingkatkan produktivitas UMKM,” ucapnya.

BI menyatakan telah melakukan perbaikan produksi kopi dari hulu hingga hilir.

Pada sisi hulu, BI melakukan konservasi lahan, penyediaan air bersih, penyediaan mesin pengolahan, sementara pada hilir, BI membantu UMKM memperkenalkan produk kopi ke mancanegara melalui wisata edukasi kopi atau mendekatkan UMKM kepada investor

Mengutip laman Kementerian Perdagangan, neraca perdagangan kopi Indonesia berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada periode Januari-Juli 2020 mengalami surplus sebesar US$670,03 juta, meliputi biji kopi (coffee beans) maupun kopi olahan.

Capaian tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara eksportir terbesar ke-7 kopi dunia dengan pangsa ekspor sebesar 4,05 persen pada 2019. Indonesia berada di bawah Brasil dengan pangsa pasar 14,02 persen, Jerman 8,74 persen, Vietnam 7,80 persen, Swiss 7,33 persen, Kolombia 7,13 persen, dan Italia 4,88 persen.

Editor : Rul/min
Sumber : CNNindonesia.com

Exit mobile version