CIBEBER, Bantenaktual.com — Warga keturunan Tionghoa di Cilegon ikut merayakan Hari Raya Imlek atau dikenal tahun baru China. Mereka berziarah bersama keluarga ke makam Pancasila di Kelurahan Cikerai, Kecamatan Cibeber.
Salah seorang peziarah, Ganes sondack mengatakan, mendoakan sanak saudara yang telah meninggal merupakan salah satu ritual yang tidak bisa dipisahkan dari perayaan Imlek. Yakni, membakar dupa dan membacakan doa untuk sanak saudara yang telah meninggal dunia.
“Kami melakukan sembahyang imlek setiap tahun sesuai dengan tradisinya masing-masing bersama keluarga besar. Ada yang sebulan sekali, ada yang seminggu sekali dan Sembahyang Ceng Beng,” katanya, Selasa (1/2).
Lanjut Ganes, menurut kepercayaan leluhur bila manusia yang sudah meninggal diatas satu tahun maka sembahyang atau mendoakan cukup satu tahun sekali. Tepatnya saat hari raya Ceng Beng berbarengan dengan sembahyang buat roh leluhur.
“Pada tahun ini Kita dapat Shio Macan Air jadi menurut Agama Tionghoa Shio ini adalah shio yang ada beruntung dan ada yang kurang beruntungnya. Kami berharap pada tahun ini semua lebih baik dari tahun sebelumnya, Covid19 hilang dan dunia usaha bangkit kembali sehingga meminimalisir perbuatan kriminal di Kota Cilegon,” jelasnya.
Sementara, Petugas Makam TPU Pancasila Edi mengatakan, saat hari raya imlek pemakaman ramai pengunjung untuk ritual sembahyang Ceng Beng. “Jumlah Pengunjung dihari ini, terhitung jumlahnya dibandingkan ritual sembahyang Ceng Beng. Saya bekerja di makam hanya pada acara tertentu saja, misalkan pada tahun baru imlek atau pada peringatan ritual sembahyang Ceng Beng. Kurang lebih penghasilan kita dapat Rp.100.000 dari pengunjung makam yang ngasih seikhlasnya ke kita, ada yang ngasih Rp.20.000 – Rp.30.000 untuk sementara kalau hari – hari biasa sepi pengunjung,” pungkasnya. (sobirin/redaksi)