Bantenaktual.com, Jakarta – Selain fokus dalam mengembangan layanan, PT Indosat Tbk. (ISAT) dan PT XL Axiata Tbk. (EXCL) juga terus memperkuat keamanan jaringan 5G. Langkah itu dilakukan untuk memberikan kenyaman kepada pelanggan ritel dan korporasi dalam memanfaatkan teknologi terbaru mereka.
SVP-Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Steve Saerang mengatakan perusahaan saat ini masih berfokus pada penggelaran jaringan 4G di Indonesia, sambil tetap mempersiapkan dan menunggu ekosistem 5G sepenuhnya siap.
“Perusahaan tentunya akan melakukan penguatan keamanan jaringan 5G berbasis risiko sehingga antara upaya dan hasil yang diberikan berimbang namun tetap aman,” kata Steve, Minggu (15/8).
Baca Juga: Wika Salim Goyang Seksi Jadi Sorotan, Netter: Pengen Saya Lumurin Pakai Baby Oil
Tidak hanya itu, kata Steve, Indosat juga berupaya untuk menjaga keamanan data dengan pembuatan dan pelaksanaan program keamanan informasi yang meliputi aspek individu (people), proses dan teknologi.
Penjagaan keamanan informasi dari aspek Individu (people), dilakukan dengan mengadakan program rutin kesadaran keamanan informasi terhadap karyawan serta pihak ketiga beserta pelanggan. Sementara itu, untuk aspek proses, dengan pelaksanaan sistem manajemen keamanan informasi secara menyeluruh dan melakukan sertifikasi ISO 27001.
Di samping itu, Indosat juga melakukan pengujian keamanan di sejumlah area yang dibutuhkan berbasis risiko. Pengujian dilakukan secara rutin. Dari sisi teknologi Indosat memakai dan mengimplementasikan sistem menggunakan produk teknologi yang sudah sudah memenuhi kebutuhan keamanan 5G.
“Kunci utama dari keberhasilan menjaga keamanan data adalah adanya peran serta bersama, tidak hanya perusahaan melainkan juga regulator, produsen, komunitas dan pelanggan,” kata Steve.
Sementara itu, Group Head Corporate Communications XL Axiata Tri Wahyuningsih mengatakan perseroan akan melibatkan mitra terbaik yang dapat memenuhi standar keamanan dalam pergelaran 5G nantinya.
“XL Axiata akan memilih mitra teknologi yang mematuhi dan menerapkan standar keamanan di perangkat tersebut untuk memastikan tidak hanya andal namun juga aman,” kata Ayu.
Dari sisi investasi, kata Ayu, penerapan standarisasi keamanan 5G menjadi satu kesatuan dari investasi 5G secara keseluruhan. Ayu tidak dapat menyebutkan biaya yang harus digelontorkan untuk keamanan jaringan 5G.
XL juga telah melakukan perhitungan sehingga pengamanan jaringan 5G tersebut tidak membebani perusahaan nantinya.
“Tentunya sudah diperhitungkan tidak akan membebani perusahaan kedepannya,” kata Ayu.
Sekadar informasi, XL Axiata telah dinyatakan lulus uji laik operasi 5G pada Kamis (12/8). Dengan mengantongi izin, XL dapat menghadirkan layanan 5G kepada para pelanggan.
XL menilai pelanggan ritel masih yang paling siap untuk menerima layanan 5G, mengingat kasus pemanfaatan 5G di Tanah Air masih terbatas karena spektrum frekuensi belum tersedia. Adapun untuk jangka panjang, seiring dengan ketersediaan spektrum dan kasus pemanfaatan yang terus berkembang, penetrasi layanan 5G akan masuk ke industri dan enterprise.
Sebelumnya, Ketua Forum 5G Indonesia Sigit Puspito Wigati Jarot mengatakan risiko dan tantangan pergelaran jaringan 5G terbagi atas tiga yaitu fungsi dari ancaman, aset dan kerentanan.
Dari sisi ancaman, menurut Sigit, aktor ancaman 5G berasal dari banyak hal seperti penjahat siber, aktivis peretas, grup teroris, orang pencari kepuasan dan terakhir negara. Masing-masing pelaku memiliki motif yang berbeda-beda.
“Yang paling menakutkan aktornya adalah Nation States atau disponsori oleh negara tertentu,” kata Sigit dalam acara 5G Security Workshop, Kamis (12/8).
Sementara itu untuk tipe-tipe ancaman 5G, Sigit yang juga menjabat sebagai Ketua Infrastruktur Telematika Nasional Mastel mengatakan dapat berupa aktivitas jahat, serangan fisik, penyadapan tidak sah, kerusakan yang tidak disengaja, bencana dan lain sebagainya.
Dari unsur serangan fisik, 5G dapat membuat seseorang melakukan kegiatan vandalisme, sabotase hingga pencurian. Jaringan 5G yang super cepat juga berisiko disalahgunakan untuk menyerang atau membanjiri situs tertentu dengan serangan siber sehingga situs tersebut lumpuh atau down. (Bisnis/red)