Site icon BANTEN AKTUAL

PAN Usulkan Panti Rehab Narkoba

Bantenaktual.com, Tangerang – Penyalahgunaan narkotika di Kota Tangerang sulit terbendung. Kota Tangerang juga menjadi wilayah primadona para mafia untuk mengedarkan barang haram itu. Tak hanya itu, wilayah ini juga jalur perlintasan peredaran narkoba lintas daerah.

Berbagai upaya pun telah dilakukan pihak berwajib dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba. Salah satunya dengan Rehabilitasi bagi para pecandu.

Anggota DPRD Kota Tangerang, Muhammad Dwiki Ramadhani mengatakan, narkoba merupakan salah satu tindakan kejahatan luar biasa.

“Penindakan yang dilakukan aparat penegak hukum tidak boleh pandang bulu. Artis, pejabat semua ditindak,” kata Dwiki dalam diskusi Fraksi Teras yang digelar oleh Solusi Movement, Rabu, (22/9).

Dalam diskusi yang mengusung tema ‘Gurita Narkoba di Jalur Perlintasan’ itu Dwiki mengatakan, pihaknya bersama Pemkot Tangerang tengah menggodok produk hukum untuk Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN), yakni Perda. Rancangan Perda tersebut belum lama ini telah disampaikan oleh Walikota Tangerang dalam rapat paripurna dan kini tengah dibahas oleh Panitia Khusus (Pansus) yang telah dibentuk.

“Saya melihat masih lemahnya payung hukum karena tidak ada landasannya. Untuk itu DPRD sekarang tengah merancang produk hukum ini. Terkait pembahasan produk ini jangan cepat-cepat agar Perda ini benar-benar berkualitas,” kata Dwiki politisi dari partai Amanat Nasional (PAN).

Sementara, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Tangerang, Satrya Ika Putra menyebutkan BNN memiliki program Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN). Program ini dimulai dari sosialisasi bahaya narkoba yang dilakukan ke berbagai elemen masyarakat. Hingga pemilihan Duta Anti Narkoba.

“Kita lakukan monitoring dan konsolidasi juga,” ujar Satrya.

Selain itu, kata Satrya, BNN juga memiliki program rehabilitasi bagi para pecandu narkoba. Hal ini mudah saja dilakukan. Menurutnya pecandu tinggal datang ke Kantor BNN Kota Tangerang. Setelah itu, mereka akan melakukan konsolidasi dengan pihak BNN Kota Tangerang.

“Layanan rehabilitasi ini rawat jalan. Kita ada dokter. Untuk yang gejala ringan bisa kita tangani. Namun, untuk yang berat kita kirim ke Lido di Bogor,” papar Satria.

Namun, layanan rehabilitasi ini kata Satria terbatas. Selain karena anggaran, layanan rehabilitasi ini terkendala kurangnya tenaga dan tempat.

Diketahui, DPRD bersama Pemkot Tangerang tengah menggodok Raperda P4GN. Kata Satrya, nantinya melalui produk legislatif ini pihaknya meminta program rehabilitasi supaya lebih difokuskan.

Satrya menuturkan, pihaknya juga bekerja sama dengan Polres Metro Tangerang Kota untuk menanggulangi narkoba. Yakni dengan melakukan pemetaan wilayah yang rawan peredaran Narkoba.

“Kita ada desa bersinar, itu giat nasional yang sifatnya project saja. Dari itu kita juga membantu memetakan peredaran wilayah di Kota Tangerang sehingga Polres bisa dengan mudah melakukan penyelidikan,” pungkasnya.

Sementara, Satresnarkoba Polres Metro Tangerang Kota, Iptu Philipus Sudarmanto mengakui Kota Tangerang memang menjadi wilayah perlintasan penyelundupan narkoba. Pihaknya pun kerap kali melakukan upaya penindakan dan pencegahan.

“Kami belum lama ini berhasil ungkap masuknya ganja Sumatera 200 Kg. Lalu, satu atau dua bulan lalu yang akan masuk ke Tangerang 18 kilogram kita cegat di Sumatera,” ungkapnya.

Philipus mengatakan pihaknya tak bisa melakukan pencegahan narkoba sendiri. Dia meminta semua pihak turut berpartisipasi dalam hal ini.

“Sampaikan kepada kami. Informasi sekecil apapun nanti kami akan tindaklanjuti. Tangerang ini bisa dilintasi masuk ada 3 akses bisa darat, laut dan udara,” ujarnya.

Philipus mengakui, pola yang digunakan oleh para pengedar narkoba ini terus mengalami pembaharuan. Sehingga, informasi sekecil apapun terkait narkoba akan sangat berguna bagi Polres Metro Tangerang Kota untuk menyelidikinya.

“Apalagi jaringan internasional, polanya berubah. Kita kejar pakai IT, rupanya dia pakai alat yang tidak bisa ditembus oleh IT,” tandasnya.

Pencegahan narkoba yang paling tepat, kata Philipus, yakni melalui pemakainya. Apabila, pemakai narkoba ini dapat disadarkan. Secara perlahan maka, peredaran narkoba tersebut dapat diminimalisir bahkan tidak akan ada.

“Kita sepakat tanpa ada pengguna, narkoba tidak akan laku. Jadi percuma narkoba masuk ke Indonesia,” tukasnya. (red)

Exit mobile version