Bantenaktual.com, -Wilayah Kecamatan Kasemen dan Walantaka Kota Serang berpotensi terdampak fenomena “La Nina”. Oleh karena itu, masyarakat diimbau tetap waspada.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Serang, Diat Hermawan mengatakan, fenomena La Nina merupakan musim hujan yang datangnya lebih awal dengan intensitasnya tinggi dan bahkan sangat tinggi. Pihaknya sudah bersiap untuk antisipasinya.
“Saya beserta jajaran insya Allah sudah bersiap. Jadi dari mulai mitigasi bencana udah mulai sosialisasi di Kelurahan Sawah Luhur melakukan imbauan secara langsung,” katanya, Ahad 18 Oktober 2020.
Dia mengungkapkan, potensi bencana yang bisa terjadi di Kota Serang yakni banjir, tanah longsor dan adanya kerawanan rumah roboh.
“Paling rawan banjir dominan di Kecamatan Kasemen sama Walantaka termasuk Kecamatan Serang difokuskan mitigasi banjir,” ucapnya.
Diat Hermawan mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, minimal masyarakat tidak membuang sampah sembarangan ke saluran air dan mulai menggiatkan gotong royong untuk membersihkan saluran-saluran air.
“Minimal untuk bencana banjir perilaku buang sampah itu pada tempatnya. Jangan sampai buang ke sungai, upayakan karena sudah banyak sedimentasi, endapan di saluran maupun di kali semaksimal mungkin gotong royong,” ujarnya.
Diketahui, BMKG telah merilis informasi bahwa saat ini sedang terjadi fenomena La Nina di Samudera Pasifik dengan intensitas sedang (moderate).
Pemantauan BMKG terhadap indikator laut dan atmosfer menunjukkan suhu permukaan laut mendingin -0.5C hingga -1.5C selama 7 dasarian terakhir (70 hari), diikuti oleh dominasi aliran zonal angin timuran yang merepresentasikan penguatan angin pasat.
Kasi Data dan Informasi BMKG klas I Serang Tarjono mengatakan, La Nina bisa menyumbang kandungan uap air di udara. Sehingga, dapat menimbulkan curah hujan yang akumulasinya mencapai 40 persen (tinggi).
“Jadi, misalkan di Kota Serang kan punya normal curah hujan masing-masing. Itu dapat suplai hingga 40 persen. Nah yang dikhawatirkan bencana hidrometereloginya seperti banjir dan tanah longsor,” ucap Tarjono.
Daerah yang berpotensi terjadi banjir akibat dampak La Nina ini berada pada wilayah dataran rendah atau cekungan. Sedangkan yang berpotensi longsor berada di wilayah pegunungan. Sehingga, pihaknya sudah berkoordinasi dengan BPBD Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk antisipasinya.
“Sudah kami infokan ke semua BPBD Provinsi. Kebetulan saya juga ada di grup kebencanaan juga yang ada BPBD nya. Jadi warning-warning sudah kami informasikan,” ucapnya.
Dia mengimbau agar masyarakat tetap waspada tetapi tidak panik. Jika masyarakat membutuhkan informasi yang terbaru bisa mengonfirmasinya langsung ke BMKG Klas I Serang.
“La Nina diprediksi BMKG akan meluruh hingga akhir Desember 2020, tapi kita perlu waspada juga karena diprediksi BMKG puncak musim penghujan adalah Januari hingga Februari 2021,” ujarnya.
Editor : Min
Sumber : Kabarbanten.com