Bantenaktual.com, Tangerang — Sebanyak 26 teroris dari Gorontalo dan Makassar (Sulawesi Selatan) dipindahkan ke Jakarta tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten dengan pengawalan ketat Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri. Kedua kelompok tersebut berafiliasi ke ISIS.
Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Rusdi Hartono, mengatakan tujuh dari 26 teroris itu dari Gorontalo yang dikenal dengan kelompok Pahuwato ini merupakan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berafiliasi ISIS.
“Kelompok ini mempunyai kemampuan untuk merakit bom. Dan kelompok ini merencanakan kegiatan penyerangan ke Mako Polri, rumah dinas Polri dan rumah pejabat di Gorontalo. Selain itu mereka juga berencana melakukan aksi perampokan pada beberapa toko di sekitar Gorontalo,” ujarnya di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Kamis (4/2/21).
Selain kelompok tersebut, Rusdi menuturkan ada pula sebanyak 19 teroris dari kelompok Makassar, Sulawesi Selatan. Kelompok ini, kata Rusdi sudah dijatuhi hukuman pada 6 dan 7 Januari 2021.
“Kelompok ini juga jaringan JAD berafiliasi ISIS. Kelompok ini mempunyai rencana kegiatan untuk menggangu keamanan dan ketertiban dengan melakukan kegiatan bom bunuh diri,” katanya.
Rusdi menjelaskan dalam kelompok teroris Makassar tersebut terdapat dua orang yang terlibat pengeboman gereja Katedral di Filipina pada 2019.

Sebanyak 26 teroris dari Gorontalo dan Makasar (Sulawesi Selatan) di pindahkan ke Jakarta tiba di Bandara Soekarno Hatta Tangerang Banten dengan pengawalan ketat Datasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri. Kedua kelompok tersebut berafiliasi dengan ISIS. Kamis (4/2/21). Banten Aktual/Dennys
“Dua teroris itu Ruli Lian dan Ulfa Handayani. Keduanya memiliki lima anak, satu anak ditahan di Filipina karena aksi terorisme keluarga Abu Sayap di Filipina, satu di Suriah, satu tertangkap di Makassar. Selain itu keduanya punya menantu Andi Baso yang terlibat kasus pengeboman di gereja Samarinda (Kalimantan Timur) pada 2016. Artinya dari keluarga ini ada bapak, ibu, anak dan menantu terlibat terorisme,” jelasnya.
Rusdi menuturkan 19 anggota tersebut semuanya terlibat menjadi anggota FPI (Front Pembela Islam). Kesemuanya juga sangat aktif dalam kegiatan FPI di Makassar.
“Keluarga ini akan ditindak lanjuti Densus 88 untuk menyelesaikan aksi terorisme di Indonesia,” ucap dia. (Dens).