Bantenaktual.com, Tangerang – Sebagai pelaku UMKM, para peserta Program Active Selling selalu berusaha mencari cara agar produk-produk mereka laku di pasaran. Program Active Selling menawarkan berbagai alternatif dalam memasarkan produk secara lebih praktis dan efisien melalui penggunaan alikasi-aplikasi digital.
Program Active Selling Kominfo 2021 diselengarakan oleh Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (Ditjen Aptika) Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia. Program yang dilaksanakan selama enam bulan, terhitung Bulan Juli sampai Desember 2021 ini menjaring para peserta dari UMKM produsen di sektor pengolahan untuk mampu beradaptasi dengan aplikasi teknologi digital, dan bertujuan untuk membantu meningkatkan efektivitas dan efiseinsi dari proses bisnis UMKM.
Pendampingan yang dilaksanakan dengan bantuan para fasilitator di lapangan, memberikan materi dan praktek yang menarik, berusaha membangun kebiasaan baru dengan memanfaatkan teknologi digital untuk memperluas pasar dan mengembangkan bisnis UMKM.
Suryati, salah seorang peserta yang tinggal di Panongan, Kabupaten Tangerang memiliki jaringan koperasi UMKM hingga Pulau Cangkir, Kronjo. Bersama teman-teman UMKM yang tegabung dalam koperasi, ia memasarkan produk-produk olahan yang terbuat dari kacang, mangrove dan ikan secara offline. Kehadiran Program Active Selling menggugah kesadarannya akan manfaat berjualan secara online agar produk-produk yang dihasilkan anggota koperasi dapat menembus pasar yang lebih luas.
“Kami memiliki banyak produk hasil olahan. Kacang jahe saya itu lumayan laris. Koperasi kami memiliki berbagai produk olahan berbahan baku mangrove dan ikan. Program Active Selling ini menyadarkan kami akan adanya peluang untuk memasarkan produk ke luar Tangerang secara online”, tutur Suryati.
Lain lagi cerita Amui. Pada saat menjalani pendampingan Active Selling, Amui membuka toko online di salah satu marketplace. Produk olahan keripik kentang dan bawang putih yang diolah menjadi black garlic cukup diminati oleh para pelanggan. Ini berkat tips foto & deskripsi produk yang diajarkan dalam pendampingan Active Selling ini.
“Saya didampingi untuk membuka toko di salah satu marketplace. Lalu diajarkan cara upload produk yang baik sehingga lebih menarik pembeli. Benar juga, sudah ada pembeli. Saya jadi semangat untuk belajar tips-tips lainnya”, ungkap Amui.
Persaingan di marketplace antara pedagang cukup berat. Salah-salah bisa terjadi perang harga yang merugikan para pelaku usaha sendiri. Ada banyak cara yang dapat di lakukan oleh UMKM agar mampu memaksimalkan pemasarannya lewat marketplace tanpa terjerumus kedalam perang harga. Program Active Selling melatih dan mendampingi UMKM untuk mempraktekan tips-tips praktis pemasaran secara digital.
I Nyoman Adhiarna, Direktur Ekonomi Digital Kementerian Kominfo RI, menegaskan kembali bahwa sebetulnya UMKM yang sudah masuk ke marketplace tidak perlu perang harga untuk memaksimalkan penjualan. Ia mengingatkan bahwa marketplace yang menampung penjual secara nasional, memiliki potensi pembeli yang juga sangat banyak dari berbagai penjuru nusantara. Selain menjaga kualitas, Program Active Selling juga mengajarkan berbagai trik untuk memaksimalkan bisnis di dunia digital.
“Kalau sudah masuk ke marketplace, mestinya cara pandang UMKM harus berubah. Tidak perlu banting-bantingan harga. Walaupun yang jualan banyak, tapi yang beli juga sangat banyak. Ada caranya agar laris di marketplace. Nah kita bawa itu modul-modul, kita ajarkan tips-tips berjualan online. Nanti didampingi agar langsung dipraktekkan sehingga tau manfaatanya”, ungkap Nyoman. (dens).