Bantenaktual.com, Tangerang – Budaya yang melekat di salah satu titik Kota Benteng (Tangerang) ini mempunyai kekhasan. Ada pengaruh budaya luar yang ikut berasimilasi dengan budaya masyarakat setempat. Bermula dari tahun 1407, banyak orang Tionghoa datang dan berlabuh ke pantai utara Tangerang yang juga dikenal dengan nama Teluk Naga.
Rombongan yang dipimpin oleh Chen Cie Lung ( 詹杰龙 ) (zhanjielong) itu tinggal di sekitar sungai Cisadane dan mulai membuka lahan pertanian. Konon mereka adalah para pengikut Laksamana Cheng Ho (郑和) (zhenghe), panglima muslim keturunan Persia utusan Kaisar Dinasti Ming, yang mengemban misi mengelilingi Nusantara.
Keberadaan kelompok batik lentera (Batik Encim) di Kota Tangerang ini menjadi bukti keanekaragaman dan kerukunan di wilayah Kelurahan Mekar Sari Kecamatan Neglasari Kota Tangerang ini sangat harmonis, kelompok batik lentera yang berdiri sejak tahun 2000 hingga saat ini.
“Batik yang kita buat ini biasa orang sebut dengan batik encim atau batik lentera , batik kami ini beda dengan batik biasanya terutama pada motif batik yang kita buat, untuk pengerjaannya sama dengan batik seperti kebiasaan orang membuat batik tulis dengan menggunakan malam (Lilin). Tutur Akni Ketua Batik Lentera Kota Tangerang saat di temui di lokasi pembatikan. Minggu (20/2/22).
Keberadaan batik lentera tersebut menjadi aikon bagi mereka masyarakat keturunan Thionghoa yang biasa di sebut China Benteng, di wilayah tersebut selain batik lentera adapula kelompok ibu-ibu yang bisa bermain teh yan (alat musik gesek china) yang hampir hilang.
Dalam pemasaran batik lentera Akni membandrol harga Rp. 100.000 – 1000.000. tergantung dari besar kecilnya bahan (Ukuran). Akni pun berharap keberadaan Batik lentera bisa terus dikembangkan dan para generasi muda saat ini dapat melanjutkan seni budaya batik tersebut dan di terima di seluruh kalangan juga bisa menembus pasar Internasional. (Dens/red).