Bantenaktual.com, TANGERANG – Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang siap mengembangkan penanaman varietas umbi jepang di kalangan masyarakat luas. Pemasarannya pun dinilai sangat prospektif hingga ke pasar dunia.
“Hasil panen ini nantinya akan dipasarkan dan juga diekspor, karena tidak hanya umbinya yang dapat dimanfaatkan tetapi batang dan daunnya pun juga dapat dimanfaatkan,” kata Kepala DPKP Kabupaten Tangerang, Asep Jatnika Sutrisno, saat panen umbi jepang dan umbi rancing di Kelompok Tani Berenuk Desa Kemuning, Kecamatan Legok bersama Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Terbuka Ciangir Legok.
Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Sekretaris Kecamatan Legok, Kordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Caringin Legok dan para Penyuluh Pertanian serta Kepala Desa Kemuning dan Jajaran. Panen perdana ini dilakukan pada lahan seluas 1,6 Ha dan bekerja sama dengan Lapas Terbuka Cianggir.
Asep menyatakan siap memfasilitasi dan memberikan sosialisasi tentang umbi jepang ini. “Dengan dilaksanakannya panen perdana ini, bagi petani ataupun masyarakat yang akan membudidayakan umbi jepang ini karena sudah ada yang siap menerima hasil produksi panennya sehingga ubi jepang bisa menjadi salah satu komoditas produksi tani d Kabupaten Tangerang dan kami (DPKP) sangat terbuka lebar untuk memfasilitasinya ,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Lapas Terbuka Cianggir Legok, Sugeng Indrawan, mengatakan tanaman umbi tersebut adalah pengembangan dari tanaman di Lapas Terbuka Ciangir yang juga dikembangkan penanamannya di Desa Taban Kecamatan Jambe, Desa Sodong Kecamatan Tigaraksa, Baros Kabupaten Serang, Ciraras Kota Serang.
“Saat ini tanaman umbi jepang sedang berproses pengembangannya di Desa Ciangir dan Desa Palasari Kecamatan Legok Kabupaten Tangerang. Hasil panen produksi rata-rata mencapai 12-15 ton per Ha,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Koordinator BPP Caringin Legok, Liswan Nurjaman, mengatakan selama masa penanaman dan pendampingan, tanaman tersebut mudah untuk dibudidayakan.
“Masa tanam ubi ini sekitar bulan November 2022 lalu dan masa panen pada 16 Februari 2023, jadi kurang lebih membutuhkan waktu selama 3 bulan. Bagi masyarakat ataupun petani yang ingin membudidayakan varietas umbi ini kami sangat terbuka lebar,” pungkasnya. (Red)