Gempa Darat Salatiga Ambarawa Semarang Jateng, BPBD: Tidak Ada Kerusakan Akibat Gempa

Puncak Gunung Telomoyo di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA

Bantenaktual.com, – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang menyatakan tidak ada kerusakan dan korban jiwa akibat rentetan gempa bumi yang mengguncang wilayah itu sejak Sabtu dini hari.

“Tidak ada kerusakan maupun korban jiwa,” kata Kepala BPBD Kabupaten Semarang Heru Subroto ketika dihubungi dari Semarang.

Menurut dia, BPBD sudah menyiapkan diri menghadapi bencana gempa bumi seperti ini. “Kami sudah siap dari sisi sumber daya manusia dan peralatannya,” katanya.

Info gempa hari ini. Pada Sabtu, 23 Oktober 2021 pagi dini hari pukul 00.32.05 WIB wilayah Kota Salatiga, Banyubiru, Bawen, dan Ambarawa Kabupaten Semarang Jawa Tengah diguncang gempa tektonik.

Hasil analisis BMKG dalam menunjukkan bahwa gempa ini memiliki magnitude 3,0.

Episenter terletak pada koordinat 7,296 LS dan 110,38568 BT tepatnya di darat pada jarak 13 km arah Baratlaut Kota Salatiga dengan kedalaman hiposenter 6 km.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas sesar aktif.

Baca Juga :  Mensos Tinjau Korban Gempa di Sumur, Tri Rismaharini : Mitigasi Bencana Kunci Utama Keselamatan Masyarakat Hadapi Bencana

Diduga kuat sumber gempa sesar aktif yang menjadi pemicu gempa ini adalah Sesar Gunung Merbabu, Gunung Merapi. Gunung Telomoyo.

Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Pada Pusat Gempabumi dan Tsunami  Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dr Daryono menjelaskan, berdasarkan peta tingkat guncangan (shake map) BMKG tampak bahwa dampak gempa berupa guncangan dirasakan di Ambarawa, Salatiga, Banyubiru, dan Bawen dalam skala intensitas  II MMI dimana guncangan dirasakan oleh orang banyak dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Hingga pagi ini pukul 5.00 WIB belum ada laporan kerusakan bangunan sebagai dampak gempa dan hasil monitoring BMKG menunjukkan belum  terjadi lagi gempa susulan.

Gempa utama (mainshock) magnitudo 3,0 tersebut diikuti dengan 4 kali rentetan gempa susulan (aftershocks).

Seluruh rangkaian rentetan gempa ini baik gempa utama (mainshock) dan 3 gempa susulannya (aftershocks) berpusat di komplek Gunung Telomoyo.

Baca Juga :  Mensos Tinjau Korban Gempa di Sumur, Tri Rismaharini : Mitigasi Bencana Kunci Utama Keselamatan Masyarakat Hadapi Bencana

Gunung Telomoyo adalah gunung yang terletak di wilayah Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang.

Gunung ini memiliki ketinggian 1.894 m dpl dan merupakan gunung api yang berbentuk strato tetapi belum pernah tercatat meletus.

Foto: Ilustrasi gempa bumi (iStock)

Sejarah Gempa Ambarawa, Salatiga, Banyubiru dan Ungaran

Dalam catatan sejarah gempa kuat dan merusak, wilayah Salatiga, Banyubiru, dan Ambarawa pernah megalami beberapa kali gempa signifikan, yaitu Gempa Semarang, Salatiga, dan Ambarawa pada 24 September 1849.

Gempa Banyubiru, Ambarawa, dan Ungaran pada 17 Juli 1865 dimana gempa ini menyebabkan rumah tembok retak.

Gempa Semarang, Ungaran, dan Ambarawa terjadi pada 22 Oktober 1865.

Pada keesokan harinya pada 23 Oktober 1865 guncangan gempa kembali terjadi diikuti gemuruh.

Gempa Ungaran dan Ambarawa  pada 22 April 1866, dimana gempa ini menyebabkan kerusakan bangunan rumah tembok.

Gempa Salatiga, Ambarawa dan Ungaran terjadi pada 10 Oktober 1872 dimana guncangan gempa ini menyebabkan kerusakan bangunan rumah tembok.

Baca Juga :  Mensos Tinjau Korban Gempa di Sumur, Tri Rismaharini : Mitigasi Bencana Kunci Utama Keselamatan Masyarakat Hadapi Bencana

Gempa merusak terakhir adalah peristiwa Gempa  Sumogawe, Getasan magnitudo M 2,7 pada 17 Februari 2014 dimana gempa ini merusak beberapa rumah diikuti suara dentuman keras.

Mengingat wilayah Salatiga, Banyubiru, Bawen, dan Ambarwa berdekatan dengan sumber gempa sesar aktif, yaitu Sesar Merapi Merbabu dan Sesar Rawa Pening maka perlu untuk dilakukan edukasi mitigasi gempabumi seperti pentingnya membangun bangunan tahan gempa atau ramah gempa, memahami cara selamat saat terjadi gempa, karena gempa kuat dapat terjadi kapan saja dari sumber gempa sesar aktif terdekat  tersebut. (Red)