Bantenaktual.com, – Banyaknya peristiwa pendaki yang hilang di Gunung dalam waktu dekat ini, menjadi banyak pertanyaan besar di kalangan pendaki gunung.
Seperti yang belum lama terjadi, seperti Eva (24) yang hilang di gunung Abbo Kabupaten Maros Sulawesi Selatan, Naomi Daviola yang hilang di Gunung Selamet Jawa Tengah dan beberapa kasus lainnya, ini selalu di sangkut pautkan dengan mistis di wilayah tersebut.
Namun hal tersebut tergantung dari kepercayaan yang di anut para pendaki sendiri. Hal demikian sebenarnya dapat di minimalisir ketika seorang pendaki sudah mendapat pelajar Navigasi (Peta Kompas).
Seperti yang dilakukan Salah satu Kelompok Pecinta Alam Indonesia Green Ranger yang membuka Kursus Navigasi Darat.
Dimana edukasi tersebut Penting guna mengurangi Risiko Tersesat di Gunung, pelatihan yang dilaksanakan diwilayah
Bogor ini mendapat apresiasi yang cukup bagus oleh para peserta baik dari pemula maupun mereka yang sudah pernah mendapat pelajaran tersebut.
Seperti yang di katakan Rahma peserta dari Mapala Universitas Terbuka mengatakan “Simulasi lapangan sangat membantu dalam mengaplikasikan teori” katanya.
Acara yang dilaksanakan Depala Cafe Bogor Jawa Barat selama dua hari (23-24 November 2024) ini, Indonesian Green Ranger menghadirkan pemateri Sersan Mayor. Joko Santoso dari unsur TNI Angkatan Darat, dimana dalam hal navigasi darat merekalah yang paling berpengalaman, selain itu Widiarso Anggota Indonesian Green Ranger Pemateri yang membahas Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) dan metode navigasi berbasis teknologi.
Selain materi yang di berikan kepada para peserta ada pula Praktek lapangan yang meliputi ploting, perhitungan sudut dan jarak, hingga simulasi orienteering.
Dengan pelatihan ini Syahrir salah satu peserta dari Bogor berharap “Dengan Saya belajar teknik reseksi dan interseksi, semoga ada pelatihan lanjutan untuk masyarakat umum.” harapnya.
Dengan adanya pelatihan Navigasi ini Indonesian Green Ranger berharap ini dapat mempersiapkan pendaki menghadapi tantangan medan secara aman dan percaya diri, sekaligus membuka peluang untuk kegiatan edukasi serupa di masa depan. (Dens/Red)