Bantenaktual.com, CILEGON — Kapolres Cilegon AKBP Martua Raja Taripar Laut Silitonga menegaskan pentingnya kesiapan seluruh personel dan stakeholder dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang bisa terjadi di wilayah hukum Polres Cilegon. Hal tersebut disampaikan saat memimpin Apel Kesiapan Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi di halaman Mapolres Cilegon, Rabu (5/11/2025).
“Apel ini merupakan bentuk pengecekan terhadap kesiapan personel dan sarana prasarana agar seluruh pihak dapat bersinergi secara sigap, cepat, dan tepat dalam melindungi masyarakat dari ancaman bencana,” ujar AKBP Martua Raja Taripar Laut Silitonga dalam sambutannya.
Kapolres menegaskan bahwa penanganan bencana bukan hanya menjadi tanggung jawab kelembagaan, tetapi juga merupakan panggilan moral dan pengabdian kemanusiaan.
“Sebagaimana amanah Presiden, negara harus selalu hadir untuk melindungi rakyat dari segala bahaya, termasuk dari bencana. Karena itu, setiap personel harus menunjukkan kesungguhan, empati, dan profesionalitas dalam menjalankan tugas kemanusiaan,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan seluruh jajaran untuk memperkuat koordinasi lintas sektor serta memastikan perangkat dan logistik siap digerakkan kapan pun dibutuhkan.
“Deteksi dini, edukasi masyarakat, kesiapan alat, serta kecepatan dan ketepatan respon menjadi kunci dalam penanggulangan bencana. Melalui sinergi dan kolaborasi terpadu antara TNI, Polri, pemerintah daerah, dan seluruh stakeholder, kita dapat meminimalkan risiko dan memberikan perlindungan maksimal bagi masyarakat,” tambah Kapolres.
Dalam kesempatan yang sama, Wali Kota Cilegon Robinsar menegaskan bahwa Kota Cilegon memiliki potensi sekaligus kerentanan terhadap berbagai jenis bencana, baik yang bersumber dari alam maupun aktivitas industri.
“Apel hari ini menjadi momentum penting untuk memperkuat koordinasi dan mempersiapkan langkah-langkah konkret dalam menghadapi segala bentuk musibah atau ancaman bencana,” ujar Robinsar.
Ia meminta seluruh unsur, mulai dari OPD, BPBD, Basarnas, Damkar, TNI-Polri, hingga pihak industri, memastikan kesiapan personel, peralatan, dan sarana prasarana agar penanganan bencana dapat dilakukan secara cepat dan tepat.
“Penanggulangan tidak boleh berhenti hanya pada saat bencana terjadi, tetapi juga harus mencari akar permasalahannya agar tidak terulang kembali. Misalnya, terkait potensi pohon tumbang, saya minta Dinas Perkim segera turun ke lapangan untuk melakukan pengecekan dan pemangkasan pohon yang berisiko. Jangan menunggu roboh baru bertindak,” tegasnya.
Wali Kota juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam upaya mitigasi dan penanganan bencana, khususnya menjelang puncak musim hujan.
“Kami berharap seluruh pihak dapat bersinergi dalam upaya mitigasi dan penanganan bencana demi menjaga keselamatan dan kenyamanan masyarakat Cilegon,” tutup Robinsar. (Red)








