Bisnis  

Kopi Puhu, Kopinya Para Suhu: Kekuatan Tradisi dan Potensi Ekonomi Lokal di Pandeglang

Bantenaktual.com, Pandeglang – Kopi Puhu, yang dikenal sebagai “Kopinya Para Suhu”, adalah sajian kopi khas dari Desa Wisata Bandung, Kecamatan Banjar, Kabupaten Pandeglang. Kopi ini memiliki sejarah panjang yang tidak bisa dipisahkan dari kebiasaan masyarakat desa yang telah turun-temurun mengolah kopi dari pohon kopi tua yang tumbuh liar di tanah Banjar.

Sejarah Kopi Puhu: Minuman Tradisional yang Tak Pernah Kehilangan Rasa

Kopi Puhu berasal dari pohon kopi tua yang tumbuh secara alami di wilayah Banjar. Berbeda dengan kopi pada umumnya yang ditanam secara komersial, pohon-pohon kopi ini tidak dibudidayakan secara khusus oleh masyarakat setempat. “Kopi Puhu berasal dari pohon kopi tua yang tumbuh liar, tidak ditanam secara khusus oleh masyarakat tempo dulu,” ungkap Adam, Ketua Pokdarwis Desa Wisata Bandung.

Tradisi mengolah Kopi Puhu sudah berlangsung sejak lama, bahkan menurut cerita dari para warga, kopi ini tidak pernah menyebabkan gangguan pada lambung karena diproses dengan cara tradisional tanpa campuran bahan kimia.

Proses Pengolahan Kopi Puhu yang Khas

Proses pengolahan Kopi Puhu melibatkan teknik-teknik tradisional yang sudah dilakukan sejak nenek moyang. Dimulai dari masa panen, biji kopi kemudian ditumbuk, disangrai, hingga disaring dengan menggunakan alat-alat sederhana. Proses ini menjaga cita rasa kopi tetap otentik dan alami, menjadikannya pilihan istimewa bagi penggemar kopi lokal.

Setiap kopi yang diproduksi diklasifikasikan dalam beberapa grade, yang bergantung pada tingkat kematangan biji kopi saat dipanen. Setiap langkah dalam proses ini melibatkan masyarakat setempat, mulai dari sortir hingga penggilingan biji kopi, dengan sistem pemberian upah untuk setiap pekerjaan yang dilakukan.

Pengembangan Potensi Kopi Puhu: Menjadi Produk Unggulan Lokal

Berkat kerja keras Adam bersama para pemuda di Desa Wisata Bandung, Kopi Puhu kini semakin dikenal dan diminati, baik di tingkat lokal maupun luar daerah. Saat ini sudah ada sekitar 50 kelompok petani kopi Puhu yang aktif berpartisipasi dalam produksi kopi ini. Lahan yang digunakan oleh petani rata-rata mencapai satu hektar, meskipun sebagian besar lahan tersebut masih tercampur dengan tanaman lain.

“Kami memiliki rencana untuk memperluas lahan yang ditanami kopi Puhu, agar stok terus terjaga,” kata Adam. Perluasan lahan ini menjadi langkah penting untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat.

Pemasaran Kopi Puhu: Mengandalkan Media Sosial dan Warung Lokal

Saat ini, pemasaran Kopi Puhu masih terbatas pada warung lokal, toko oleh-oleh, dan outlet Bumdes di kecamatan setempat. Pemasaran lebih lanjut mengandalkan media sosial seperti TikTok, Instagram, dan WhatsApp, serta melalui sosialisasi di sekolah-sekolah. Meski demikian, ada potensi besar untuk mengembangkan pemasaran lebih luas, terutama melalui marketplace dan website resmi untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

Inovasi dan Rencana Ke Depan

Untuk mengoptimalkan potensi kopi lokal ini, beberapa inovasi tengah dipersiapkan, di antaranya:

Perluasan pemasaran ke marketplace dan aktivasi website untuk menjual produk secara lebih luas.

Perbaharui promosi digital dengan strategi yang lebih intensif di media sosial untuk memperkenalkan Kopi Puhu ke audiens yang lebih besar.

Cek kemungkinan perluasan pohon kopi agar stok kopi tetap terjaga dan dapat memenuhi permintaan pasar yang terus berkembang.

Mendukung Ekonomi Lokal dan Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Kopi Puhu bukan hanya sekadar produk kopi, tetapi juga merupakan bagian penting dari ekonomi lokal yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Melalui kolaborasi antara pemerintah desa, petani, dan masyarakat setempat, produk lokal ini diharapkan dapat menjadi salah satu unggulan produk daerah yang dapat memperkuat perekonomian Pandeglang, khususnya di Desa Wisata Bandung.

“Ayo warga sedulur Banten, kembangkan potensi lokal dan inovasi di daerahmu menuju Banten Maju, Adil, Merata, Tidak Korupsi,” ajakan ini menggema sebagai seruan untuk terus mendukung produk-produk lokal yang bermanfaat untuk kesejahteraan masyarakat.