Bantenaktual.com, Tangerang – Sebagian orang Stadion adalah rumah bagi pencinta sepakbola. Fanatisme kepada tim kebanggaan kerap menjadi sebuah keharmonisan yang terampil disetiap laganya.
Stadion Benteng, Kota Tangerang menjadi saksi bisu kejayaan dua klub sepakbola asal Tangerang yakni, Persikota dan Persita.
Stadion ini dibangun sejak 1987. Namun diresmikan pertama kali pada 11 Januari 1989 oleh Gubenur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat, Moh Yogie.
Stadion yang luasnya mencapai 4,5 hektar ini menjadi perhatian masyarakat, khususnya Tangerang. Laga-laga yang melibatkan Persikota dan Persita selalu menjadi jadwal wajib dan tidak boleh dilewatkan bagi penggemarnya.
Seiring berjalannya waktu hingga tahun 2012, markas Persita dan Persikota tak lagi bergemuruh. Pasalnya, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) meralarang kedua tim menggelar pertandingan di Stadion tersebut, akibat maraknya tawuran antar suporter.
Terlebih lagi persoalan pengelolaan aset stadion menambah kompleksitas. Hal ini menyebabkan Stadion kebanggaan Kota Tangerang itu tak terpakai dan kini terkesan kumuh tidak terawat.
Manajer Persikota, Mahdiar menjelaskan pada tahun 2020, aset Stadion Benteng diserahkan 50 persen dari Pemerintah Kota Tangerang, Pemerintah Kabupaten Tangerang.
Setelah penyerahan aset itu, mulailah renovasi Stadion yang bersebalahan dengan SMA Negeri 2 Tangerang tersebut. Hal ini menjadi angin segar bagi kehidupan sepakbola Tangerang, apalagi para suporter yang lama tak bersuara.
“Tahun 2020 mulai bergerak perpihan ini, setelah assetnya diserahkan dari Pemerintah Kabupaten ke Pemerintah Kota Tangerang 50 persen, “kata Mahdiar saat ditemui di Stadion Benteng, Kota Tangerang, Senin (7/6/2021).
Pantauan Bantenaktual.com di Lokasi Stadion Benteng, Kota Tangerang, Senin (7/6/2021) pukul 09.06 WIB, nampak di bagian depan di dominasi warna biru yang dilapisi kuning dan putih.
Kaca-kaca pun terlihat sehingga mempercantik bagian depan Stadion tersebut. Lampu-lampu LED pun terpasang disetiap pintu masuk Stadion.
Tim kami mencoba memasuki bagian dalam dari Stadion tersebut. Terlihat tribun penonton untuk Timur dan Selatan hampir rampung. Jika dilihat dari kejauhan akan nampak tulisan ‘TNG’.
Untuk utara dan selatan masih dalam perbaikan, bahkan Lampu stadion pun terlihat mati.
Mahdiar menceritakan, konsep Stadion Benteng yang baru mengurangi jumlah kapasitas penonton. Namun, untuk alasannya dirinya tidak bisa menjelaskan.
“Sepanjang yang saya tahu, konsepnya memang dihilangkan, tapi di stadion baru akan ada. mudah mudahan terealisasi di stadion baru. Harapannya (Persikota) gunakan stadion itu, “kata Mahdiar.
Dalam kesempatannya, Mahdiar menceritakan untuk menyaksikan laga Persikota, ia harus mengeluar uang sebesar Rp 5 ribu pada tahun 1997.
“Mulai dari SMP disini tiket Rp 5 ribu tahun 1997, terakhir berapa tiket 20.000 tribun tahun 2004, itu tribun. VVIP 30 ribu posisi terakhir, “tuturnya.
Menariknya, pria yang juga menjadi camat Cibodas ini pernah menonton dengan gratis. Mulai dari menaiki pagar hingga datang setengah pertandingan agar bisa menonton laga persikota.
“Mulia loncat-loncat naik pager, masuk pertengahan pertandingan biar enggak bayar pernah juga itu. Tapi ini history dari stadion ini, ” tutupnya. (Cep/red)