Pembinaan Program Kampung Iklim, Satu Solusi Seribu Manfaat Pada Lingkungan

Bantenaktual.com, Tangerang – Guna menumbuhkan kemandirian masyarakat dalam melaksanakan adaptasi dan mendukung upaya penanganan perubahan iklim, Pemkot Tangerang melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) melakukan pembinaan ke 105 Kampung Proklim, yang tersebar di 13 Kecamatan se-Kota Tangerang. Kali ini, pembinaan dilakukan di RW 3, Kelurahan Cibodas Baru, Rabu (3/3/21).

Kabid Penataan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup, Muh. Thakhir, mengungkapkan, dalam Program Kampung Iklim (Proklim) ada tiga indikator. Diantaranya, sedekah air melalui lubang biopori, sedekah sampah melalui bank sampah dan sedekah oksigen melalui pembibitan tanaman.

Baca Juga :  Foto: Dinkes Kota Gelar Vaksin Door To Door Lansia

“Namun, mengingat upaya pencegahan banjir menjadi salah satu fokus perhatian di Kota Tangerang, maka pembinaan kami perkuat pada pembuatan lubang-lubang biopori. Kami gerakkan, satu RT tiga lubang biopori, yang diharapkan potensi-potensi genangan tidak lagi terjadi di permukiman penduduk,” ungkap Thakhir.

Lanjutnya, Kampung Proklim ditujukan untuk menjadi gerakan massal masyarakat, untuk sama-sama bergerak menjaga lingkungan dan mengurangi potensi bencana di lingkungan sekitar.

Baca Juga :  Semangat Kerja ASN Yang Tinggi Berdampak Pada Kemajuan Daerah

“Di 2020, DLH sudah menggerakkan 75 Kampung Proklim. Tahun ini, kami bina 105 Kampung Proklim, yang diharapkan bisa terus kian banyak. Sehingga, bisa menjadi gerakan massal yang membawa perubahan besar untuk Kota Tangerang,” harapnya.

Sementara itu, salah seorang Warga RW 03, Kelurahan Cibodas Baru, Ayup, mengaku Kampung Proklim sangat membawa perubahan pada lingkungannya. Terutama empat lubang biopori yang sudah dimiliki sejak tahun lalu, yang berhasil menanggulangi genangan saat banjir dengan sangat cepat.

Baca Juga :  Foto: Cegah Omicron, Pemkot Lakukan Booster Bagi Pegawainya

“Program ini tidak sekadar seremonial. Saya sebagai warga merasakan sekali manfaatnya, dulu gang-gang permukiman kami sering terjadi genangan, semenjak ada biopori alhamdulillah tidak terjadi lagi,” katanya. (Cep/red)