Pemprov Banten Dituding Tak Miliki Hati Nurani

SERANG, BantenAktual.com – Pengamat Kebijakan Publik dan Komunikolog Politik Tamil Selvan menyayangkan sikap Pemerintah Provinsi (Pemrov) Banten yang menganggarkan pembelian baju dinas untuk Gubernur dan Wakil Gubernur Banten yang mencapai Rp119 juta. Padahal kata dia, negara bersama masyarakat masih berjibaku dengan Pandemi Covid-19.

Tamil mengatakan, bukan persoalan besar kecilnya anggaran pembelian baju dinas pimpinan. Ia menanyakan skala prioritas dan kewajaran pembelian baju dinas ditengah pandemi Covid-19. Padahal, masalah ekonomi dan kemiskinan masih menjadi pekerjaan rumah yang utama bagi Pemprov Banten. Apalagi, kata dia, efek pandemi telah membuat banyak karyawan dan pedagang kehilangan mata pencaharian.

“Terkait anggaran untuk pakaian dinas Gubernur dan Wakil Gubenur Banten yang mencapai Rp119 juta di triwulan ke tiga. Bagi saya bukan persoalan besar atau kecilnya nominal anggaran. Namun apakah jumlah tersebut masuk dalam kategori wajar dengan tingkat ketimpangan ekonomi di Banten. Ini yang menjadi pertanyaan mendasar saya kira,” paparnya kepada Banten Aktual melalui keterangan tertulis, Kamis (29/7).

Baca Juga :  Semangat Kerja ASN Yang Tinggi Berdampak Pada Kemajuan Daerah

Baca Juga: Foto: Akibat PPKM Level 4 Pengusaha Hiburan Rakyat Gulung Tikar

Menurutnya, kepekaan sosial seperti yang didengungkan Presiden Jokowi untuk pejabat negara di level pemerintah pusat hingga daerah ternyata tidak berlaku bagi Pemprov Banten. Di mana masih memaksakan menganggarkan pembelian baju dinas bagi Gubernur dan Wakil Gubernur Banten.

Tamil menilai, perasaan dan kepekaan hati pejabat Pemprov Banten sudah menipis dan tidak melihat kondisi riil masyarakat yang tengah was-was akan perekonomian di tengah pandemi Covid-19. Bila pembelian baju dinas masih dilanjutkan, Tamil menuding, pemerintah tidak memiliki kepekaan akan penderitaan masyarakat.

Baca Juga :  Resmikan RS Hermina, Helldy Minta Rekrut Tenaga Kerja Cilegon

“Saat ini pandemi covid19 membuat hampir semua keluarga was-was akan kondisi ekonomi mereka kedepan. Disaat masyarakat Banten khawatir dengan masalah perut, lalu anggaran baju dinas Gubernur dan Wakil Gubernurnya naik dua kali lipat dari Rp60 juta menjadi Rp120 juta. Saya hanya mau bertanya apakah itu Gubernur dan Wakil Gubernur masih punya hati pakai baju itu,” tegasnya.

Tamil menyarankan, Pemprov Banten melakukan refocusing anggaran di mana belanja yang tidak masuk skala prioritas diganti untuk penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi masyarakat.

Baca Juga :  Mensos Tinjau Korban Gempa di Sumur, Tri Rismaharini : Mitigasi Bencana Kunci Utama Keselamatan Masyarakat Hadapi Bencana

“Kalau kita bicara efek domino anggaran sebagai pemicu stimulus ekonomi, maka akan lebih tepat jika anggaran tersebut dialihkan ke sektor yang lebih produktif dan padat karya yang berhubungan langsung dengan kebutuhan pokok masyarakat. Dari pada anggaran disektor busana yang hanya dinikmati segelintir orang dalam implementasi anggarannya,” pungkasnya. (Red)