Program BIO Cetak Pengajar Berkualitas

Ilustrasi

Bantenaktual.com, Tangerang – Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.

Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran.

Baca Juga :  Pemkot Tangerang Gelar Penyuluhan dan Peningkatan Kesadaran Hukum

Begitupun yang diterapkan di Yayasan Foundation Rumah Asah Asih Asuh. Cahyo (52) membuat indikator bagi kemampuan para guru dalam mendidik anak. “Makanya kami di Rumah Asah Asih Asuh kita buat indikator dari setiap workshop, indikatornya adalah dengan menerapkan program BIO (Benefit Impect Output) sebanyak apapun jumlah peserta workshop kalau tidak ada benefit, impect, dan outputnya percuma”. Tutur Cahyo saat ditemui Potret Banten.

Untuk mendukung visi pendidikan Indonesia, dan sebagai bagian dari upaya pemulihan pembelajaran, Kurikulum Merdeka (yang sebelumnya disebut sebagai kurikulum prototipe) dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik.

Baca Juga :  Ribuan Peserta Siap Berlaga di Pekan Olahraga Pelajar Kabupaten Tangerang 2023

Terkait dengan kurikulum merdeka Cahyo pun mendukung adanya kurikulum tersebut, yang mana para siswa bisa belajar langsung dan mengenal wilayahnya sendiri. ” Kurikulum merdeka mengajarkan anak untuk dapat menerima informasi dari lingkungannya ” Tambahnya.

Di Rumah Asah Asih Asuh Jalan Kebon Nanas no. 115 RT. 03/001. Panunggangan Utara, Kecamatan Pinang, sudah lebih dulu menerapkan pola pembelajaran P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) namun bagi para pengajarnya. Dengan program tersebut Cahyo berharap kerjasama antara Pemerintah, Industri, dan Masyarakat bisa berkolaborasi dalam membangun sumber daya manusia baik secara kasat mata dan tidak kasat mata. Selasa (7/3/2023). (Dens/Red)