SERANG, BantenAktual.com — Rektor Universitas Banten Jaya (UNBAJA) terpilih Syadeli Hanafi resmi dilantik. Acara pelantikan berlangsung cukup khidmat pada Senin 01 November 2021. Kendati demikian, sejalan dengan pelantikan rektor baru tersebut tentunya menuai harapan terbaik dari seluruh civitas akademika kampus UNBAJA.
Pelaksana Tugas (Plt) Presiden Mahasiswa Universitas Banten Jaya (UNBAJA) Husinizal Febriatna, mengucapkan selamat kepada rektor UNBAJA terpilih Syadeli Hanafi. Dikatakan Husinizal, semoga segala kebijakan yang diambil pro terhadap mahasiswa Universitas Banten Jaya, dan memperbaiki kebijakan sebelumnya.
“Visi dan misi bapak rektor baru untuk menjadikan UNBAJA sebagai cyber university semoga dapat terlaksana dan kedepannya untuk UNBAJA lebih bagus lagi,” tuturnya.
Sementara itu Pelaksana Tugas (Plt) Wakil Presiden Mahasiswa Universitas Banten Jaya (UNBAJA) Idan wildan sampaikan ucapan selamat kepada Prof. Dr. Mohammad Syadeli Hanafi, M.Pd. sebagai Rektor baru Universitas Banten Jaya.
Ia pun berharap UNBAJA kedepannya memiliki semangat baru serta prestasi yang terus meningkat untuk menjadi universitas yang lebih baik di berbagai bidang.
“Semoga bisa menjadi universitas yang bermutu dan inovatif berbasis karakter seperti Visinya UNBAJA sendiri,” kata Idan.
Idan berpesan, selama menjabat agar lebih memperhatikan dan menjamin hak mahasiswa dengan beban biaya kuliah yang berkeadilan. Selain itu, kata dia, optimalisasi pelayanan akademik dan sumber daya kampus yang harus lebih diperhatikan.
“Seperti transparansi dan bertanggung jawab dalam hal pendanaan terutama yang berkenaan dengan aset dan hal-hal lain yang bersentuhan langsung dengan kepentingan mahasiswa,” tukasnya.
Dikatakan Idan, semoga visi UNBAJA sebagai universitas yang bermutu dan inovatif berbasis karakter tetap terjaga di bawah kepemimpinan rektor baru. Ia meyakini rektor baru ini tidak hanya mempertahankan UNBAJA sebagai Universitas yang bermutu dan inovatif berbasis karakter tetapi justru akan mengembangkan universitas yang bermutu dan inovatif berbasis karakter di kacah internasional.
“Semoga semua itu tidak hanya berhenti sebagai mimpi,” pungkasnya. (Rest/red)