Bantenaktual.com, Bogor – Pemerintah mencatat bahwa Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) memiliki peran strategis dalam meningkatkan perekonomian desa. Berdasarkan data Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, hingga tahun 2024 terdapat lebih dari 61.000 BUMDes di Indonesia. Namun, hanya sekitar 35–40 persen yang tercatat aktif dan berkembang.
Sejumlah tantangan masih dihadapi BUMDes, antara lain keterbatasan kapasitas pengelolaan, minimnya inovasi usaha berbasis potensi lokal, serta akses pendampingan berkelanjutanyang masih terbatas. Kondisi ini menjadi perhatian berbagai pihak untuk mendorong penguatan ekonomi desa secara berkelanjutan.
Menjawab tantangan tersebut, Sinar Mas Land menyelenggarakan kegiatan Edukasi Pengembangan Potensi Lokal di Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, pada 3 Desember 2025. Kegiatan yang berlangsung di Kantor Kecamatan Rumpin ini merupakan bagian dari Program Kemitraan Pertanian Lokal Divisi Corporate Social Responsibility (CSR) Sinar Mas Land.

Inisiatif ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas perangkat desa dan pengelola BUMDesagar mampu mengoptimalkan potensi lokal serta mendorong pertumbuhan ekonomi desa yang berkelanjutan. Workshop dilaksanakan secara tatap muka selama kurang lebih 5,5 jam, melalui penyampaian materi, diskusi, serta sesi tanya jawab yang interaktif.
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber ahli, yaitu Grace Meyanti Putri, Kepala Bagian Umum Ditjen Pembangunan Desa dan Perdesaan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, serta Prof. Dr. Ir. Asnath Maria Fuah, MS, Guru Besar Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB).
Keduanya memaparkan materi terkait strategi pengembangan BUMDes berbasis potensi lokal serta optimalisasi sektor pertanian melalui konsep Integrated Farming System. Acara ini turut dihadiri oleh jajaran manajemen CSR Sinar Mas Land, unsur Forkopimcam Kecamatan Rumpin, serta 14 kepala desa dan perwakilan BUMDes se-Kecamatan Rumpin.

Managing Director President Office Sinar Mas Land, Dony Martadisata, menyampaikan bahwa pengembangan kapasitas BUMDes dan perangkat desa merupakan aspek penting dalam memajukan perekonomian lokal.
“Melalui workshop ini, kami ingin memastikan pengetahuan dan praktik terbaik dapat diterapkan secara berkelanjutan untuk meningkatkan pengelolaan usaha berbasis desa sekaligus memperkuat keberlanjutan Program Kemitraan Pertanian Lokal yang telah dijalankan Sinar Mas Land di Kecamatan Rumpin,” ujarnya. Ia berharap kegiatan ini dapat memperluas wawasan peserta terkait pengelolaan usaha desa serta pemanfaatan sumber daya berbasis masyarakat.
Program Kemitraan Pertanian Lokal Sinar Mas Land di Kecamatan Rumpin meliputi kerja sama pengelolaan lahan perusahaan seluas 166 hektare oleh petani mitra melalui skema pinjam pakai secara periodik. Program ini dilengkapi dengan pembangunan Balai Pertanian Terpadu, greenhouse rumah pembibitan, rumah pupuk organik, serta pengembangan Agro Eduwisata Ladang Hijau.
Para petani mitra mengelola berbagai komoditas pertanian, seperti tanaman hortikultura, sayuran organik, umbi-umbian, kacang-kacangan, rempah-rempah, hingga buah-buahan. Selain itu, sebagian petani juga mengembangkan peternakan kambing dan ayam di lahan kemitraan.

Program ini tidak hanya berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat, tetapi juga mendukung pelestarian lingkungan melalui penerapan prinsip pertanian ramah lingkungan (sustainable farming) serta penguatan ketahanan pangan berkelanjutan dengan penggunaan pupuk organik dan pestisida alami.
Pelatihan pertanian bagi kelompok petani binaan merupakan salah satu bentuk komitmen CSR Sinar Mas Land dalam memberikan kontribusi sosial kepada masyarakat di sekitar wilayah operasional perusahaan. Melalui berbagai program CSR, Sinar Mas Land telah memberdayakan komunitas di bidang ekonomi, pertanian, lingkungan, dan pendidikan.
Beberapa program unggulan yang dijalankan antara lain Bina Sekolah, Bina Literasi, Bina Kampung, Bina Usaha, Pasar Rakyat Go Digital, serta Program Kemitraan Pertanian Lokalsebagai upaya berkelanjutan dalam memperkuat ekonomi desa dan kesejahteraan masyarakat. (Red)








