Bantenaktual.com, – Indonesia sudah memasuki darurat sampah makanan tercatat dari “Food Sustainable Index” (2018) terbitan The Economist Intellegent Unit bersama Barilla Center For Food and Nutrition Foundation. laporan menyebutkan rata-rata setiap penduduk Indonesia membuang sekitar 300 kg makanan per tahun. Cukup kemubaziran yang cukup tinggi ya ce’es.
Dari banyaknya makanan yang terbuang nih ce’es ternyata masih banyak daerah di Indonesia yang masih kekelaparan, dan masih banyak masyarakat Indonesia masih tergantung dari bantuan beras miskin atau raskin. Sampah pangan sendiri diartikan sebagai hilangnya sejumlah pangan antara rantai pasok pangan, mulai dari proses produksi agrikultur, penanganan dan penyimpanan pasca-panen, proses distribusi, dan terbuangnya makanan layak konsumsi akibat kesalahan konsumen, seperti perilaku konsumtif dan pengolahan pangan yang buruk.
Bukan hanya ‘Mubazir’ sampah pangan juga bisa menjadi bencana bagi kehidupan mendatang pasalnya sampah makanan ini jika dicampur dengan sampah non-organik akan menjadi cairan beracun leachate yang sangat berbahaya bagi lingkungan.
Baca Juga: Sekda : Nyalon Kepala Desa Jangan Berorientasi Materi
Secara signifikan cairan leachate berdampak pada eutrofikasi sistem perairan, mengurangi jumlah oksigen dan mendorong pertumbuhan organisme berbahaya. Karena tingkat toksisitasnya yang tinggi, leachate menjadi ancaman utama bagi akuifer dan kesehatan air tanah. Sebagai negara yang selalu berperang dengan sampah dan limbah, Indonesia akrab dengan ancaman ini.
Masalah sampah pangan ini bukan hanya tanggungjawab pemerintah semata ce’es, tapi kita semua lah yang harus bijak dalam mengkonaumsi makanan, ingat berkecukupan lebih baik dari pada berlebih-lebihan yang akhirnya timbul kemubaziran. (RED).