Warga Pejalan Kaki Saksikan Aksi Pemadaman Lampu dari JPOS Phinisi Sudirman

Pengunjung Jembatan Penyeberangan Orang dan Sepeda (JPOS) Phinisi di Jalan Sudirman beramai-ramai ikut menyaksikan aksi pemadaman lampu yang berlangsung pada Sabtu (2/7) dari pukul 20.30-21.30 WIB. Aldi Geri Lumban Tobing - Beritajakarta.id

Bantenaktual.com, Jakarta – Pengunjung Jembatan Penyeberangan Orang dan Sepeda (JPOS) Phinisi di Jalan Sudirman beramai-ramai ikut menyaksikan aksi pemadaman lampu yang berlangsung pada Sabtu (2/7) dari pukul 20.30-21.30 WIB.

Meski dalam kondisi gelap minim cahaya, para pengunjung JPOS Phinisi tetap mendokumentasikan pemandangan yang tidak selalu ditemui setiap saat.

Salah satunya Novrizal (30), warga Tanah Abang, Jakarta Pusat, Novrizal (30) yang sudah ketiga kalinya ke JPOS Phinisi.

Pria yang datang bersama teman perempuannya ini mengaku sengaja datang malam hari untuk melihat suasana Jalan Sudirman di tengah aksi pemadaman lampu.

“Karena kalau datang ke sini malam hari di tengah gemerlap lampu kota sudah biasa. Saya ingin melihat langsung seperti apa kota Jakarta kalau lagi ada pemadaman lampu serentak,” ujarnya di lokasi.

Baca Juga :  Warga DKI Antusias Kunjungi Pameran Peralatan Kerja OPD di Monas

Novrizal mendukung aksi pemadaman lampu yang diinisiasi Pemprov DKI Jakarta. Aksi seperti ini dinilai dapat menyadarkan masyarakat akan pentingnya menghemat listrik demi kehidupan yang berkelanjutan.

Bila perlu pemerintah disarankan membuat regulasi yang mewajibkan setiap gedung pemerintahan, perkantoran swasta, restoran dan hotel melakukan aksi pemadaman serentak selama satu jam secara terjadwal setiap bulannya.

“Orang tua kita pernah mengajarkan mematikan lampu ketika tidak dipakai atau keluar rumah. Begitu juga untuk karyawan di perkantoran dan gedung pemerintahan harus mematikan lampu saat meninggalkan ruangan,” urai Novrizal.

Tanggapan lain datang dari Quraish (27), pengunjung JPOS Phinisi yang bekerja sebagai karyawan PT PLN (Persero) Gambir.

Ia menuturkan, saat ini tidak bisa dipungkiri, masyarakat sudah ketergantungan dengan listrik. Penggunaan listrik sudah menjadi kebutuhan.

Baca Juga :  Warga DKI Antusias Kunjungi Pameran Peralatan Kerja OPD di Monas

Aksi pemadaman lampu selama satu jam ini dianggap bisa mengingatkan masyarakat jika menghasilkan listrik juga membutuhkan energi tidak terbarukan yang berasal dari bahan bakar fosil seperti batu bara, gas alam, atau minyak bumi.

“Aksi ini sekaligus mengedukasi masyarakat bahwa ada beberapa alternatif pembangkit listrik sumber energi terbarukan. Salah satunya panas bumi dengan penggunaan panel surya,” terangnya.

Perlu diketahui, Pemprov DKI Jakarta melakukan aksi pemadaman lampu pada Sabtu (2/7) malam dalam rangka aksi hemat energi dan pengurangan emisi karbon di Provinsi DKI Jakarta.

Pemadaman lampu berlangsung selama satu jam, dari pukul 20.30-21.30. Lokasi pemadaman lampu diberlakukan pada seluruh bangunan atau gedung Kantor Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (kecuali rumah sakit, puskesmas, klinik). Jalan protokol dan jalan arteri di lima wilayah juga akan dipadamkan.

Baca Juga :  Warga DKI Antusias Kunjungi Pameran Peralatan Kerja OPD di Monas

Pemadaman lampu juga dilakukan di tujuh simbol kota Jakarta yang terdiri dari Gedung Balai Kota DKI Jakarta, Monumen Nasional dan air mancurnya, Patung Arjuna Wiwaha, Bundaran Hotel lndonesia, Patung Pemuda beserta air mancurnya, Patung Pahlawan, dan Patung Jenderal Sudirman.

Begitu juga dengan beberapa gedung milik swasta, gedung komersial, restoran, hotel pusat perbelanjaan dan apartemen. (Red)